BUKU UNGGULAN

BUKU ORI ROBERT H LAUER & JEANETTE C. LAUER: FASHION POWER: THE MEANING OF FASHION IN AMERICAN SOCIETY, CETAKAN I

Table of Contents Preface Introduction: The Analysis of Fashion Part I The Nature of Clothes and Fashion Chapter 1 What Mean These Clothes? ...

BUKU PILIHAN

  • AGUS DERMAWAN T. DKK.: THE PUPPET STATE - GATOT INDRAJATI
  • LAKON ARIFIN C. NOER: ORKES MADUN
  • SAPARDI DJOKO DAMONO: BABAD BATU
  • H.E. VAN GELDER: REMBRANDT
  • GOENAWAN MOHAMAD: FRAGMEN
  • KOMUNITAS SASTRA INDONESIA: CATATAN PERJALANAN
  • NASRUDIN AFFANDI: HUMOR SUFI, JILID 1-5

Wednesday, October 30, 2019

BUKU ORI KEMBANG GOYANG: ORANG BETAWI MENULIS KAMPUNGNYA (1900-2000)

Kembang Goyang: Orang Betawi Menulis Kampungnya (1900-2000) menghimpun 48 sketsa, puisi, dan prosa karya para penulis berdarah atau peranakan Betawi tentang kampong halaman mereka. Mulai dari penulis-penulis masa lampau seperti Oom Piet, Tio Ie Soei, Kwee Kek Beng, M. Balfas, S.M. Ardan, Firman Muntaco, dan N. Susy Aminah Aziz hingga penulis-penulis masa kini seperti Zeffry Alkatiri, Aba Mardjani, dan Chairil Gibran Ramadhan.

Kembang Goyang, menurut Laora Arkeman dalam pengantarnya, berhasil menunjukkan keberadaannya sebagai antologi yang merepresentasikan kekayaan alam Betawi dan mungkin buku pertama yang mengabadikan karya-karya penulis dari etnis Betawi selama 100 tahun terakhir.

Karya-karya dalam buku antologi ini, menurut Wahyu Wibowo, dosen dan pendiri Pusat Studi Betawi Universitas Nasional, “mencuatkan gambaran historis perihal gejala multikulturalisme masyarakat Betawi. Suatu hal yang wajar terjadi, tetapi justru di situlah kemampuan keberadaan kita dituntut dalam memahami nilai-nilai luhur Betawi sebagai penopang jati diri bangsa. Kembang Goyang adalah buku yang kudu dibaca oleh kalangan Betawi dan non-Betawi, karena merupakan buku nasional. Bukan buku lokal.”

Mega Trianasari Soendoro menilai, sekurangnya, ada tiga aspek yang bisa ditelaah dari Kembang Goyang berkaitan dengan Tanah Betawi dari masa ke masa. Mulai dari kondisi geografis, perkembangan bahasa Melayu, hingga kondisi sosial masyarakatnya.

Keadaan geografis tanah Betawi dapat ditengok melalui salah satu karya M. Balfas, “Si Gomar”. Melalui cerita tersebut, kita dapat mengetahui keadaan wilayah Cawang di Jakarta Timur pada 1950-an yang masih asri atau bahkan masih seperti desa kecil. Bandingkan dengan keadaan Cawang sekarang yang dipenuhi gedung tinggi sebagai kota besar yang padat.

Beberapa karya dalam Kembang Goyang juga menggambarkan perkembangan bahasa Melayu Pasar hingga menemukan bentuknya sebagai Bahasa Indonesia. Perkembangan ragam bahasa Betawi dalam perubahan sistem ejaan dan ragam subdialek juga diperlihatkan buku ini.

Buku ini juga laksana social time capsule karena pembaca dapat melakukan ziarah realitas sosial ke tiga zaman: zaman kolonial Belanda, zaman pendudukan Jepang, dan masa kemerdekaan. Sketsa berjudul “Bandot”—judul tersebut diberikan penyusun karena naskah aslinya tidak berjudul—karya Oom Piet mengisahkan realitas penyuapan dan pemerasan dalam praktek peradilan zaman Kolonial yang ditulis secara gamblang.

Kondisi zaman Jepang digambarkan melalui sketsa-sketsa karya Kwee Kek Beng. Misalnya, “Boekoe Kaboeroekan Djepang” menceritakan keadaan ketika Jepang sudah berhasil menguasai Pasifik. “Sinjo Mata Sipit” —judul tersebut diberikan penyusun karena naskah aslinya tidak berjudul—menggambarkan praktek pergundikan di kamp interniran milik Jepang. Keadaan sosial Jakarta yang sedang bergeliat menemukan bentuk idealnya pada zaman kemerdekaan pascarevolusi fisik dipotret melalui cerpen “Anak Revolusi” karya Balfas.

Judul: Kembang Goyang: Orang Betawi Menulis Kampungnya (1900-2000): Skesta, Puisi & Prosa
Penulis: Oom Piet, Tio Ie Soei, Kwee Kek Beng, M. Balfas, S.M. Ardan, Firman Muntaco, N. Susy Aminah Aziz, Zeffry Alkatiri, Aba Mardjani, Chairil Gibran Ramadhan
Penyusun: Chairil Gibran Ramadhan
Pengantar: Ibnu Wahyudi
Penutup: Yahya Andi Saputra
Penyunting: Laora Arkeman
Bahasa: Indonesia
Kulit Muka: Hard Cover
Tebal: xxiv + 320 Halaman
Dimensi: 15,5 x 24,5 Cm
Penerbit: Padasan, Jakarta
Tahun: Cetakan Pertama, 2011
Kondisi: Bagus (Masih segel, tapi ada segel yang sobek, sehingga muncul bercak-bercak kecokelatan di sisi luar buku.)
Harga: Rp150.000
Stok: 8 (7 TERJUAL)

Semua buku yang kami jual merupakan buku original, termasuk buku ini.





No comments:

Post a Comment

Silakan berkomentar secara jelas dan tak melanggar aturan hukum. Jangan lupa mencantumkan e-mail yang benar supaya kami dapat membalas.