Kembang Wening Asih mengisahkan romantika
hubungan Rama dan Tika. Rama pemain sepakbola klub Citra Mahardhika. Tika
pesilat di sebuah padepokan pencak silat.
Pertemuan Rama dan Tika
bermula dari peristiwa pencopetan di bus kota. Rama ditodong dengan pisau dan
dikeroyok empat pencopet berseragam pelajar yang menjarah dompetnya. Seorang
gadis cantik menolongnya. Dengan gesit, dia menghantam muka salah seorang dari
mereka hingga terjatuh. Perut seorang yang lain ditendangnya hingga meringis
kesakitan. Melihat semua itu, para penumpang bus segera mengeroyok mereka.
Setelah itu, Rama mengucapkan terima kasih kepada gadis itu. Mereka berkenalan,
tapi hanya sebatas nama.
Karena peristiwa itu, Rama
ingin belajar ilmu pencak silat untuk menguatkan keberaniannya. Ragil, sahabat
seklubnya, mengajaknya untuk berguru di padepokan pencak silat Wening Asih.
Selain bermain sepakbola, Ragil juga memang pernah berguru pencak silat di
padepokan tersebut. Ragil juga menyemangatinya belajar pencak silat di sana
karena padepokan pencak silat itu punya daya tarik lain, yakni gadis cantik
yang menjadi kembang Wening Asih. Saking cantiknya, dia disebut sebagai kembang
Wening Asih. Dari sanalah, judul novel karya Eddy D. Iskandar ini. Ternyata, kembang Wening Asih tersebut adalah Tika, gadis cantik yang
pernah menolong Rama ketika dicopet dan ditodong di bus kota.
Pilihan Rama untuk menjadi
pemain sepakbola tak disetujui ayahnya. Sebab, masa depan pemain sepakbola di
matanya tak menggembirakan pada saat itu. Ayahnya menghendaki Rama
menyelesaikan kuliahnya. Tapi, Rama malah memilih menanggalkan statusnya
sebagai mahasiswa jurusan publisitik demi berkonsentrasi menjalani kariernya
sebagai pesepakbola. Apalagi, keputusan berhenti kuliah itu tak dirundingkannya
dengan orangtuanya. Meskipun Rama mengakui kesalahannya, ayahnya tetap saja
marah.
Pilihan Rama untuk memacari
Tika juga tidak sejalan dengan keinginan ibunya. Diam-diam, ibunya menginginkan
Rama berhubungan dekat dengan Asri. Dia adik Danto, sahabat sekampung sekaligus
sekampus Rama, tapi berbeda fakultas. Ibunya memberikan harapan besar kepada
Asri tanpa sepengetahuan anaknya. Danto juga mendesak Rama untuk tidak
mengecewakan adiknya.
Beberapa persoalan lain
mewarnai perjalanan hidup dan karier Rama. Salah satunya isu suap yang
diberitakan sebuah koran. Pemain dengan inisial R dari kesebelasan Citra
Mahardhika dituduh termakan suap. Inisial tersebut merujuk ke Rama dan Ragil.
Namun, semua persoalan itu
dihadapi Rama dengan sabar. Pendiriannya pun tetap teguh. Dia yakin bahwa masa
depannya adalah miliknya. Karena itu, dirinyalah yang paling berhak menentukan
masa depannya. Selain itu, dia menjalani karier dan hidupnya dengan lurus.
Tika juga selalu mendukung
kariernya. Bahkan, sebelum mereka berpacaran, Tika sudah menyemangati
perjuangan Rama di lapangan sepakbola. Tika juga selalu mengingatkannya untuk
tidak meninggalkan salat lima waktu. Padahal, Tika juga dibelit persoalan lain
di keluarganya. Akankah hubungan mereka tetap mulus?
Judul: Kembang Wening Asih
Penulis: Eddy D. Iskandar
Bahasa: Indonesia
Kulit Muka: Soft Cover
Tebal: 186 Halaman
Dimensi: 11 x 17,5 Cm
Penerbit: Cypress, Jakarta
Tahun: Cetakan Pertama, 1977
Kondisi: Kurang Bagus (Robek
di sudut kiri bawah cover depan. Grepes di tepi punggung buku. Bekas kena air
di sejumlah lembar pertama dan terakhir, sehingga kertas agak bergelombang. Tulisan
tangan di halaman terakhir. Kertas kecokelatan.)
Harga: Rp17.000
Stok: 2 (1 TERJUAL)
Semua buku yang kami jual
merupakan buku original, termasuk buku ini.
No comments:
Post a Comment
Silakan berkomentar secara jelas dan tak melanggar aturan hukum. Jangan lupa mencantumkan e-mail yang benar supaya kami dapat membalas.